Jasad, Brutal Death Metal dengan Unsur Sunda

Salah satu band underground asal Bandung, Jasad, berhasil menyatukan unsur budaya Sunda dalam musik brutal death metal yang mereka usung. - Foto :Istimewa
Oleh: Glen JA Sahetapy
Jabar - Minggu, 29 Mei 2011 | 13:35 WIB
INILAH.COM, Bandung - Salah satu band undergroundasal Bandung, Jasad, berhasil menyatukan unsur budaya Sunda dalam musik brutal death metal yang mereka usung.
Jasad adalah sebuah band yang menjadi tonggak penting dalam perkembangan komunitas underground Ujungnerung Rebel. Band ini dibentuk sejak tahun 90-an oleh sang pembetot bas, Yuli.
Setelah sekian lama berkecimpung dalam scene underground Bandung, mereka pun menelurkan album baru mereka yang direncakan akan keluar pada 2011 ini dengan titel Rebirth Of Jatisunda.
“Album baru kami mengangkat filosofi Kesundaan,” tutur Man Jasad, sang vokalis kepada INILAH.COM usai acara jumpa pers sosialisasi acara Bandung Berisik 2011 di Common Room, Jalan Kiyai Gede Kota Bandung, Jumat (27/5/2011).
Sebelumnya, band ini juga telah merilis single mereka yang berjudul Kujang Rompang pada 2008. Single dengan lirik mengenai filosofi Kesundaan tersebut tidak hanya didengarkan fans Jasad tapi juga penggemar band ini mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Meksipun berkesan seram, inspirasi nama band ini tercetus cukup kocak. Karena musik death metal selalu dihubungkan dengan hal-hal yang menyeramkan, mereka pun ingin agar bandnya tersebut memiliki nama yang seram. “Kami ingin nama menyeramkan tapi dalam bahasa Indonesia,” ujar Yuli.
Ide nama pun muncul saat Yuli tengah melamun sambil lari pagi. Ia pun melihat seorang yang menggunakan baju bertuliskan Jasad di punggungnya. Akhirnya, Yuli pun memutuskan mengadopsi Jasad untuk menjadi nama bandnya.
“Kenapa kami tidak memilih jenasah atau mayat, karena kalau di koran atau berita-berita, tubuh korban pembunuhan disebutnya jasad,” papar Yuli.
Namun Man juga memiliki arti sendiri untuk nama bandnya tersebut. Baginya, Jasad bisa berarati bahasa Sunda,jang sadayana (untuk semua) atau jang sadunia (untuk sedunia).
“Bahkan di tahun 2008 kami menyebutkan arti dari Jasad adalah ‘Jarang Ada Satria Abadi di Sini’,” jelas Man.[den]